KumpulBlogger Ads

ads

Jumat, 19 Oktober 2012

Ujung Genteng Ride With The Pistoners Part 4

Lanjutan dari Ujung Genteng Ride with The Pistoners Part-3

Motor Tyo di atas karang ujung genteng

Sampai di ujung genteng kami langsung menyusuri pantai masuk ke tempat yang ada mercu suarnya, di sana dikenakan tarif masuk Rp 3000 oleh penjaga nya. Mungkin semacam fasilitas latihan militer atau semacamnya karena banyak atribut militer di situ. Memasuki pantai, saya sempat meminta David untuk mengambil foto saya sebelum kita mau menerobos masuk melewati pantai yang kebetulan sedang surut dan menyebabkan bagian karang pantai terbuka.
Bila diperhatikan di bagian pantai setelah pasir putih ada yang berwarna hijau, itu adalah karang berpasir yang ditumbuhi rumput2an atau semacam ganggang, permukaannya berair dan ada kubangan kubangan yang cukup dalam. Kami masuk melewati areal pasir menuju karang tersebut dengan tujuan mendekat sedekat mungkin dengan ombak sebelum laut mulai pasang.
...yg ada pohon2 dibelakang itu pulau jawa nya....



Permukaan yang empuk-empuk licin dan bikin ban slide itu memancing saya untuk iseng memainkan motor agar berjalan menyamping :) kalau kata anak2 mobil "drifting". Saat yang lain pelan-pelan dan berhati-hati memilih jalan, saya dengan konyolnya memainkan gas dan bergerak seolah tidak peduli terpeleset, all that I have in mind is "Fun". Karena terlalu asik bergerak menyamping saya tidak memperhatikan kubangan di depan saya. Saya dihadapkan pada pilihan melakukan pengereman dan terjatuh terpeleset atau melewati kubangan tersebut... Karena jernihnya air laut saya dapat melihat ke dalam kubangan tersebut, tidak ada yang membahayakan selain air, dan saya lihat kedalamannya sekitar di atas lutut  saya. Akhirnya saya putuskan untuk melewati kubangan tersebut, tancap gass..
Sayangnya saya lupa bahwa genangan air menyebabkan kubangan terlihat lebih dangkal dari kedalaman sebenarnya. Setelah tancap gas dan melewati kubangan yang ternyata dalamnya sepinggang saya... bleb....! motor mendadak mati... "damn, I was a jackass"  elektrik starter, start dorong (karena tidak ada kick starter di motor saya) tidak berhasil... dan sebentar lagi laut akan pasang dan kita masih cukup jauh dari daratan... shittt... serasa dunia tamat riwayatnya untuk Hornet (julukan motor saya) berakhir di laut selatan pulau Jawa...

Sementara teman-teman yang lain masih menikmati berada di atas karang jauh dari daratan, saya berupaya mendorong Hornet ke pantai. Dibantu Dika, Daus, George, & David yang bergantian membantu mendorong Hornet menepi ke pantai.. sampai pinggir pantai langsung keluarkan tool kit kita bongkar Hornet dengan asumsi mesin mati karena busi basah, atau karbu kemasukan air...


 Karbu sudah dibongkar dan semua kabel yang berpotensi menyebabkan kelistrikan korslet dikeringkan. Hornet masih belum mau menyala. Akhirnya didorong keluar ke tempat yang lebih memungkinkan untuk membongkar motor. Akhirnya kami dorong Hornet sampai rumah makan di persimpangan dekat pantai. Sambil teman2 yang lain makan siang, saya melanjutkan membongkar motor. Setelah diperiksa busi ternyata nyala apinya berwarna merah, dari yang seharusnya berwarna biru, kami mencoba mencari busi pengganti di bengkel terdekat, yang akhirnya saya gunakan busi untuk honda karisma/supra x-125 untuk sementara waktu.
Bongkar karbu di pinggir  pantai sekalian mengeringkan semua kabel2 dari air laut.
Sudah ganti busi tetapi tetap tidak dapat menyala. Saking mendekati putus asa karena sudah capek bongkar pasang motor, saya sempat berpikiran untuk mengangkut motor saya dengan pickup.
Tetapi Mamo dan David memberikan pencerahan sewaktu mereka mencoba menyalakan motor ternyata masih ada nyala api walau masih sulit menyala. akhirnya diputuskan untuk start dorong. dibantu oleh Daus dengan Mio Soul nya, saya start dorong Hornet. setelah 3x bolak balik start dorong dan nyaris putus asa, ternyata Allah masih memberikan petunjuk bagi yang tidak menyerah berusaha. motor sempat menyala sewaktu di dorong, walau hanya 2 meteran.. kami ulang sekali lagi start dorong sambil buka gas penuh...dan air menyemprot keluar dari knalpot seiring dengan menyalanya Hornet... Ternyata lubang knalpot (freeflow) saya tersumbat oleh air sewaktu melewati kubangan.

Waktu sudah lewat  maghrib sewaktu mesin menyala, buru-buru kami berkemas untuk segera bertolak kembali menuju Jakarta.

Catatan untuk part ini:
Bila motor anda yang ber knalpot racing/freeflow mati pada saat melewati genangan air atau menembus banjir, tidak perlu panik, bila busi sudah terisolasi dengan baik, dan diperiksa dalam kondisi baik cukup angkat sepeda motor hingga air yang menutup pembuangan mesin keluar.
Atau lepas Silencer dan buang air yang menyumbat pipa gas buang.

Knalpot racing/free flow: tidak memiliki lubang drainase air, berbeda dengan knalpot standard (chamber exhaust muffler) yang ada lubang drainase air nya

Lanjut ke Ujung Genteng Ride with The Pistoners Part-5: Gas poll ke Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

ads